Senjata Tradisional Lampung

Senjata tradisional Lampung bukan serta merta asli adat disana, melainkan juga dipengaruhi oleh kerajaan dari Pulau Jawa dan dari Melayu. Selain berfungsi sebagai alat untuk perang, senjata tradisional juga berguna untuk kehidupan sehari-hari. Senjata tradisional yang berasal dari Lampung sebetulnya beragam, namun beberapa sudah punah akibat tergerus oleh kemajuan jaman.

Candung

Candung menjadi senjata tradisional yang masih paling sering digunakan oleh masyarakat Lampung pada saat ini. Hal itu karena candung sebenarnya adalah perkakas yang digunakan untuk bekerja di dapur, berladang, serta melindungi diri jika ada di tengah hutan.

Bentuk senjata tradisional candung yakni sebilah golok. Bilah tersebut biasanya terbuat dari logam ataupun baja, sedangkan gagangnya sendiri terbuat dari bahan kayu. Ukuran senjata tradisional tersebut sekitar 30 hingga 50 cm. Jenis candung dibedakan menjadi 3 yaitu candung rambak alu, candung kawik, dan candung lancip.

Badik

Senjata tradisional Badik ini sudah biasa digunakan oleh para masyarakat Lampung untuk pertahanan diri dari serangan hewan buas ataupun musuh. Dalam keseharian banyak pria Lampung khususnya para kalangan muda, senjata tradisional Lampung yang satu ini kerap diselipkan pada sabuk mereka.

Penelitian arkeologis menyebutkan bahwa senjata tradisional tersebut awal dikenal oleh penduduk Lampung akibat pengaruh budaya orang Bugis. Bisa demikian karena dahulu masyarakat Bugis pernah merantau ke Lampung. Kesamaan fungsi serta bentuknya yang mirip menjadikan teori tersebut dapat dikatakan meyakinkan.

Payan

Para sejarawan pernah berpendapat bahwa senjata tradisional Payan merupakan yang paling tua di Lampung. Situs purbakala di Pugung Raharjo dan situs peninggalan islam di Benteng Sari ada peninggalan arkeologis yang menunjukkan kalau Payan sudah digunakan dari berabad-abad tahun yang lalu.

Senjata tradisional Lampung tersebut dikatakan bahwa telah dipakai para pasukan prajurit pada masa Kerajaan Bawang. Bentuknya menyerupai tombak serta gagangnya lumayan panjang, yaitu kisaran 150 cm hingga 180 cm. Terdapat mata tombak yang berbahan besi dan ujungnya lancip.

Terapang

Terapang menjadi senjata tradisional yang paling terkenal di Lampung. Selain disebut dengan Terapang, sebagian orang lainnya menyebutnya dengan Tekhapang. Senjata sejenis keris ini dulunya hanya digunakan oleh para bangsawan saja. Berfungsi sebagai alat untuk menjaga diri sendiri dari berbagai serangan musuh.

Seiring berkembangnya zaman, Terapang banyak dipakai untuk acara ritual dengan adat Lampung. Contohnya saja berfungsi untuk aksesoris pakaian adat calon pengantin laki-laki. Hal tersebut untuk menyimbolkan bahwa seorang calon pengantin laki-laki memiliki tanggungjawab dan keberanian menjaga keselamatan calon mempelai wanita.

Senjata tradisional tersebut tidak mudah ditemukan di seluruh daerah Lampung. Melainkan hanya bisa ditemukan di Lampung Utara maupun Tulang Bawang Udik saja. Tepatnya pada kebudayaan milik masyarakat di Lampung Abung.

Editor terkait:

Terkeling

Terkeling adalah senjata tradisional Lampung yang cara pakainya pada keempat jari paling depan secara melingkar. Hal itu dikarenakan bentuknya yang mempunyai 4 buah lubang dan cincin dengan mata 4. Bagian belakangnya berbentuk satu kesatuan dan berjajar mulai atas sampai bawah. Senjata tradisional Tarkeling tersebut dibuat dari bahan timah ataupun logam.

Kepelan

Senjata tradisional yang berasal dari Lampung berikutnya adalah Kepelan. Kepelan merupakan senjata tradisional yang tidak mempunyai bilah mata dan ukurannya pendek. Bentuk dari senjata tradisional Lampung tersebut menyerupai paku ataupun tonggak. Panjang dari senjata Kepelan kurang lebih 32 cm serta dibuat menggunakan bahan logam atau besi.

Kepelan dapat dikatakan sebagai senjata tradisional genggam. Tetapi cara memegang senjata tersebut agak berbeda dengan senjata tradisional lainnya. Dikarenakan cara memakainya (menikam ataupun menusuk) bergeraknya ke arah samping kanan maupun ke kiri dan tidak menikam ke arah depan.

Trisula

Trisula adalah salah satu senjata tradisional Lampung yang kemunculannya diperkirakan sudah ada sejak zaman klasik. Senjata tradisional tersebut tidak hanya disebut sebagai Trisula saja, beberapa masyarakat Lampung menyebutnya dengan Serapang.

Pada bagian ujung mata senjata tersebut bercabang menjadi tiga. Bentuk dari senjata tradisional Trisula atau Serapang yaitu seperti tombak. Pada zaman dahulu, senjata tersebut berfungsi sebagai alat untuk berburu ikan, menjangan, babi, dan lain-lain.

Sempret

Ketapel yang biasanya hanya menjadi mainan anak kecil ternyata merupakan senjata tradisional yang berasal dari Lampung. Masyarakat Lampung biasa menyebut senjata tradisional ketapel dengan sebutan sempret atau sempretan. Salah satu senjata ini pasti sudah tidak asing lagi oleh kebanyakan masyarakat yang ada di Indonesia.

Bentuk dari senjata tradisional Lampung tersebut termasuk sederhana yakni sepotong atau sebuah kayu yang bercabang berbentuk huruf V. Pada setiap bagian ujung cabangnya diikat dengan karet pita dan juga serat kelapa. Senjata ini juga memerlukan batu yang digunakan sebagai peluru.

Editor terkait:

Rampak Alu

Rampak alu merupakan senjata tradisional Lampung yang biasanya dipakai dalam kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan kesibukan dapur. Rampak Alu ini tidak begitu tajam, tidak memiliki banyak unsur baja, dan kualitasnya rendah. Oleh karena itu, senjata tradisional tersebut tidak terlalu membahayakan untuk membantu aktivitas di dapur.

Golok yang satu ini umumnya tidak terdapat wrangka atau sarung. Tidak ada cara penyimpanan khusus untuk senjata tradisional tersebut. Senjata tersebut cukup disisipkan pada beberapa sudut dinding-dinding yang ada di dapur.

Lancip

Sama dengan Rampak Alu, Lancip juga merupakan sejenis golok. Namun, bedanya kalau senjata tradisional Lancip mempunyai kualitas yang terbilang tinggi. Unsur baja dari senjata tradisional Lancip cukup menonjol, sehingga goloknya lumayan tajam. Masyarakat Lampung lebih menyukai golok yang memiliki mata tajam dengan ukuran yang pendek.

Hal tersebut karena mata tajam yang ukurannya pendek tampak praktis serta mudah dibawa kemana-mana. Supaya menambah kepraktisannya, senjata tradisional tersebut sering diselipkan pada sabuk pinggang. Oleh karena itu, sudah dilengkapi sarung yang dibuat dari 2 bilah kayu. Kedua bilah kayu tersebut diikat menggunakan lilitan tanduk ataupun rotan.

Canduk Kawik

Canduk Kawik sebagai salah satu senjata tradisional Lampung yang juga sejenis golok dan sering dipakai untuk membantu aktivitas di kebun dan ladang. Fungsi dari Canduk Kawik tersebut misalnya saja seperti memotong dahan dan ranting, membersihkan semak yang berantakan, menyiangi, dan masih banyak lagi. Kualitas dari golok Canduk Kawik ini tidak terlalu tinggi.

Namun, apabila dibandingkan dengan kualitas dari Rampak Alu, masih lebih tinggi milik Canduk Kawik. Sedangkan, Unsur baja yang dimiliki oleh senjata tradisional yang berasal dari Lampung tersebut kurang begitu menonjol. Namun, masih tetap berfungsi dengan baik saat digunakan untuk memotong semak-semak ataupun ranting pohon.

Senjata tradisional Lampung bernama Canduk Kawik ini juga sebagian sudah dilengkapi oleh sarung atau juga dikenal sebagai wrangka maupun cantil. Akan tetapi, masih tetap lebih banyak Canduk Kawik yang belum dilengkapi dengan sarung.

Baca juga kumpulan materi tentang Senjata Tradisional di indonesia atau materi menarik lainnya di Market Plays