Senjata Tradisional Madura

Madura memiliki keanekaragaman budaya yang dilestarikan hingga saat ini. Senjata tradisional Madura merupakan salah satu keanekaragaman budaya yang sangat kental hubungannya dengan masyarakat. Dahulu senjata tradisional digunakan untuk melindungi diri dari peperangan, namun seiring perkembangan jaman, senjata tradisional berubah fungsi menjadi alat untuk berkebun atau berburu, cinderamata dan peninggalan sejarah.

Clurit

Senjata tradisional ini merupakan kebudayaan dan tradisi masyarakat Madura yang memiliki banyak sejarah. Bentuk clurit yakni melengkung di bagian bilahnya dan mempunyai mata pisau yang terletak di bagian sisi dalamnya. Di bagian ujungnya berbentuk runcing dengan pegangan tangan yang berukuran sekitar 20 cm. Clurit digunakan sebagai senjata tajam.

Senjata tradisional Madura ini pada masa lampau digunakan oleh para tokoh masyarakat untuk perjuangan dalam memberontak para penjajah dari negara Belanda. Clurit berbeda dengan sabit dalam kegunaannya meskipun bentuknya hampir sama. Clurit digunakan sebagai senjata carok. Terkadang masyarakat Madura memasukkan khodam sebelum peristiwa carok.

Keris

Senjata ini tidak hanya merupakan senjata tradisional di Jawa Tengah saja, namun juga merupakan senjata tradisional di Jawa Timur terutama Pulau Madura. Dahulu senjata ini belum banyak dikenal oleh masyarakat, namun setelah masa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran, masyarakat menjadi kenal dengan senjata ini dan populer pada masanya.

Keris merupakan senjata tradisional Madura yang digunakan untuk berburu dan melindungi diri pada jaman dahulu. Namun di era modern sekarang ini keris biasanya digunakan untuk acara keraton dan juga untuk acara pernikahan yang dipakai oleh pengantin pria. Ujung keris adalah senjata tikam yang runcing di bagian ujungnya dengan mata pisau di kedua sisinya.

Editor terkait:

Bionet

Bionet merupakan salah satu senjata tradisional yang berasal dari Jawa Timur namun asal usul daerah yang menggunakannya belum diketahui dengan pasti. Bionet tidak begitu terkenal seperti senjata clurit. Bentuk senjata ini lurus dengan ukuran yang cukup panjang seperti pedang. Kedua sisinya tidak begitu tajam namun bagian ujungnya sangat runcing.

Senjata tradisional Madura ini berbeda dengan senjata lainnya, karena walaupun mempunyai ujung yang runcing namun bionet tidak terlalu tajam. Di jaman dahulu bionet digunakan untuk berperang. Bagian ujung bionet yang runcing dapat melukai hingga membunuh musuh dengan mudah. Bionet yang dahulu digunakan untuk berperang, kini digunakan untuk aktivitas sosial.

Kudi

Senjata tradisional yang berasal dari Jawa Timur ini di jaman dahulu tidak hanya digunakan untuk senjata saja, namun kudi juga digunakan untuk masyarakat mencari kayu bakar. Kayu bakar yang didapatkan oleh masyarakat kemudian dijual supaya mendapatkan uang. Senjata ini dapat digunakan juga saat proses pembuatan kursi dan meja.

Di bagian tengah senjata tradisional Madura ini terdapat benjolan yang menjadi keunikan sendiri dibandingkan dengan senjata pethel. Pethel dan kudi memiliki bentuk yang mirip dengan panjang kurang lebih 35 cm dan lebar kurang lebih 10 cm. Semakin berkembangnya jaman senjata kudi menjadi semakin langka dan sebagai peninggalan sejarah di museum.

Caluk

Senjata ini mempunyai bentuk serta ukuran yang mirip dengan golok. Perbedaannya ada pada bagian ujung caluk yang mempunyai lengkungan. Di bagian tengah caluk terdapat sesuatu yang berbentuk seperti kapak. Senjata tradisional Madura ini merupakan senjata yang unik dan langka karena hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa saja.

Kegunaan caluk adalah untuk membantu kegiatan masyarakat dalam sehari-hari. Meskipun begitu, caluk juga tidak jarang digunakan untuk membela diri. Panjang caluk sekitar 1 meter. Seiring berkembangnya jaman, senjata ini menjadi langka.

Buding

Senjata buding tidak begitu populer karena penggunaannya hanya di beberapa tempat tertentu saja. Dilihat dari bentuknya, senjata tradisional asal Madura ini mirip dengan pisau dapur. Akan tetapi buding dilengkapi dengan sarung seperti pedang yang berguna untuk menutupi mata pisaunya. Di masa lampau buding digunakan untuk alat peperangan dalam jarak dekat.

Buding biasanya digunakan untuk membantu aktivitas masyarakat dalam sehari-hari, namun senjata ini juga tidak jarang digunakan oleh masyarakat untuk membela diri. Panjang buding yakni sekitar 11 cm. Anda dapat melihat wujud asli buding ini di museum benda-benda pustaka yang menyimpan peninggalan sejarah kebudayaan Jawa Timur.

Bendo

Senjata tradisional Madura ini memiliki bentuk yang lebih pendek daripada golok. Senjata bendo merupakan alat dapur yang kegunaannya adalah untuk memotong daging yang teksturnya bertulang maupun mengiris benda tertentu apabila membutuhkan tenaga besar. Bobot bendo tidaklah ringan karena daya potongnya lebih besar dari pisau biasa.

Senjata ini terbuat dari campuran baja dan besi yang diwujudkan dalam bentuk wilah atau bilahnya sementara sarung dan gagangnya dibuat dari bahan kayu. Pada masa lampau di setiap rumah terutama pedesaan pasti mempunyai bendo. Kegunaannya beragam, mulai dari membelah bambu, pemotong kayu bakar hingga alat potong di dapur.

Sabit

Jika clurit digunakan sebagai senjata carok, maka sabit merupakan senjata tradisional Madura yang memiliki kegunaan sebagai alat pertanian. Sabit biasanya digunakan oleh para petani untuk mencari makanan hewan ternak atau memotong rumput. Ada orang yang bekerja dengan menggunakan sabit atau arit ini yang biasa disebut dengan tukang ngarit.

Sabit juga merupakan bagian dari simbol sosialisme revolusioner atau komunisme yang diwujudkan dalam palu arit. Simbol palu arit adalah lambang kelas buruh yang pekerjaannya berkaitan dengan sektor pertanian. Meskipun bentuknya mirip dengan clurit, namun sabit ini tidak digunakan sebagai senjata tajam.

Editor terkait:

Golok

Senjata tradisional Madura ini mempunyai bentuk yang besar seperti pisau dan bobot yang berat. Di jaman dahulu golok merupakan senjata yang biasa digunakan oleh para raja. Bentuk, ukuran, serta berat golok bervariasi tergantung dengan pandai besi yang membuat golok tersebut. Sehingga satu golok dengan golok yang lain berbeda-beda.

Kegunaan golok yakni untuk senjata dalam silat dan juga sebagai alat berkebun. Setiap daerah di Indonesia memiliki senjata tradisional ini. Golok memiliki ukuran yang lebih pendek dengan bobot yang berat sehingga cocok digunakan untuk memotong dahan pohon dan semak. Pembuatan golok biasanya berasal dari bahan besi baja karbon.

Tombak monteng Madura

Tombak monteng merupakan senjata yang memiliki ukuran panjang sekitar 1 meter dengan bagian ujungnya yang runcing. Jaman dahulu tombak ini digunakan sebagai alat peperangan dan membela diri ketika menghadapi musuh. Bahan yang digunakan untuk membuat tombak yakni besi yang berat.

Senjata tradisional Madura ini dahulu digunakan oleh masyarakat ketika menghadapi musuh dalam jarak yang agak dekat. Bagian ujungnya yang runcing berguna dalam menusuk musuh dan menghalau musuh yang akan menyerang. Saat ini tombak monteng ini digunakan untuk kegiatan silat dan bela diri serta ditaruh di museum sebagai peninggalan sejarah.

Baca juga kumpulan materi tentang Senjata Tradisional di indonesia atau materi menarik lainnya di Market Plays